Jumat, 21 April 2017

Sunnah Itu

Siang yang cukup terik di kota kelahiranku mengiringi langkah kaki kami, aku dan Teh Nia menyusuri pertokoan demi pertokoan, Teh Nia memang memintaku untuk menemaninya membeli kain di jajaran pertokoan ini, sudah 2 toko yang kami coba masuki, namun Teh Nia bilang belum ada yang cocok dengan keinginan hatinya. 

Aku dan Teh Nia baru dipertemukan sekitar 4bulan lalu, dia ternyata masih saudara jauh, dipertemukan dalam acara kajian rutin An-Nisa, kebetulan Teh Nia ini salah satu penyaji materi dalam agenda tersebut, sesekali perbincangan kita mengalir seiring langkah kaki yang berjalan bersisian.

"Teh, aku pengen tau nih, sunnah yang ringan buat dikerjain itu apa ajah? Soalnya aku masih malas Teh untuk hal-hal yang cukup berat" tanyaku masih dengan berjalan disampingnya, kulihat Teh Nia tersenyum,

"Minum es dulu yuk? Itu ada kedai es campur, kelihatanya enak" ajaknya menghalau aku untuk masuk kedalam kedai, duduk berhadapan sambil menunggu pesanan es campur datang.

"Sunnah itu apasih?" Tanyanya seketika itu

"Suatu hal yang bila dikerjakan mendapat pahala, jika ditinggalkan tidak mengapa" jawabku mengutip pelajaran kelas 1  waktu Madrasah Diniyah Awaliyah dulu.
Teh Nia menggeleng, masih dengan senyum khasnya, senyum yang tak pernah lepas tatkala kita berbicara

"Apa aku salah Teh?" Tanyaku ragu, seingatku definisi Sunnah ya itu tadi yang aku katakan.

"Sunnah itu, dikerjakan dapat pahala, jika ditinggalkan maka rugi" jawabnya kemudian, saat itu pula seorang gadis mungkin usia 3 tahun dibawahku menghampiri dan menyuguhkan es campur pesanan kami.

"Terima kasih" jawabku dan Teh Nia hampir bersamaan, si gadis tersenyum dan mengangguk setelahnya berlalu.

"Kok bisa gitu Teh?" Tanyaku lagi dengan jawaban yang Teh Nia lontarkan barusan, Teh Nia masih sibuk mengaduk Es Campurnya sebelum mengambil kuah es campur dengan sendoknya dan menyeruput lewat sendok setelah sebelumnya terdengar doa yang lirih sebelum makan atau minum.

"Iyah, mindset nya itu ajah dulu, jadi ada semangat untuk mengejar sunnah" ucapnya lagi, aku yang masih tertegun bahkan sampai lupa untuk sekedar mencicipi es campur di depanku.

"Itu es nya dimakan dulu, kok dianggurin?" Tanyanya menyadarkanku dari fokus obrolan

"Tapi Teh, bukan kah jadi tambah berat mengerjakan sunnah? Kan ada banyak sunnah " ucapku lagi, dan sesendok es campur membasahi kerongkongan ku, 

"MasyaAllah... Enak sekali" ucapku dalam hati.

"Ya jangan dianggap beban, jadi gabakal jadi berat, dan sunnah yang ringan itu banyak, banyak banget malah" jelas Teh Nia  bersemangat.

"ini contohnya" tunjuknya ketika tanganku memasukan sesendok lagi isi es campur kedalam mulut. Aku bingung,

"Iyah ini contohnya, right hand" lanjutnya lagi melihat kebingunganku, aku hanya ber-oohh-ria.

"Minum dengan 3 kali tegukan, makan dan minum dengan duduk, makan dari tepian dan hal ringan lain yang masih banyak orang menyepelekannya, islam itu indah Dik" 

Islam itu indah Dik,

Kalimat singkat namun seperti hujan di tengah gurun, ada adem-ademnya gitu. Aku tersenyum, kulihat Teh Nia masih sibuk dengan es campurnya yang hampir tandas, nampaknya haus teramat sangat menyerang Teh Nia, atau memang rasa syukur yang menjadikan segala hal sederhana nampak menyenangkan. 

"Teh, apa masih banyak sunnah lain yang belum aku ketahui? Bagilah ilmu Teteh ke adikmu ini yang teramat fakir ilmu" pintaku kemudian.
Menunggu dengan sabar Teh Nia mengunyah dan menelan es campurnya, 

"Aduh ilmu Teteh juga masih sedikit banget, tapi jangan khawatir, kita berburu ilmu bersama, dan jika teteh punya ilmu yang bermanfaat atau kamu yang lebih dulu dapat ilmu bermanfaat, ayok kita berbagi" Ajaknya berapi-api diiringi dengan senyum yang menampakan deret giginya yang rapi, ini hati makin adem saja. Aku tersenyum.

"Dik, Teteh suka deh kalau lihat kamu senyum, gingsulnya itu loh" ucapnya diringi kekehan ringan.

Semilir angin berhembus dengan riangnya, menggoyahkan khimar yang kami kenakan, seriang hati ini tatkala ada yang mengajak untuk berusaha lebih baik lagi.

---------------------------------------------------------------------------------------------
Note : catatan ini saya dedikasikan untuk seluruh wanita Indonesia yang tidak pernah lelah untuk mencari ilmu dan menambah wawasan, walau bukan dengan duduk manis di bangku perkuliahan, percayalah Mereka spesial dengan Qodratnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar